Belakangan ini ketika kelangkaan premium menjadi masalah bagi banyak orang, namun tidak bagi Bakron Mulyadi. Bagi Bakhron Mulyadi seorang guru dan warga Dusun Peciro Desa Murtigading Kecamatan Sanden Bantul, kenaikan harga atapun BBM yang langka seperti beberapa hari terakhir tidak menjadi persoalan baginya. Bakhron sudah sejak lam meninggalkan premium untuk mengerakkan mesin motornya dan ia menggantinya dengan elpiji.
"Saat masyarakat harus antre karena BBM bersubsidi sulit, saya tidak ambil pusing, elpiji sudah mampu mengganti peran premium," Tuturnya, Jumat (29/8).
Bakron yang merupakan guru mata pelajaran IPA SMPN 3 Jetis Bantul ini mengungkapkan, pemikiran untuk memakai elpiji dua tahun lalu dipicu oleh sulitnya mendapatkan premium. Mula saat itu sampai sekarang lelaki bersahaja itu lebih nyaman memanfaatkan elpiji. Mengenai efek terhadap mesin, sampai sekarang tidak ditemui persoalan.
"Pernah dulu saya ukur, untuk jarak tempuh 250 km, butuh enam liter premium. Namun ketika elpiji cukup satu tabung. Selama ini untuk keperluan perjalanan dari rumah menuju sekolah tempat mengajar dalam sepekan cukup satu tabung elpiji 3 kg," Imbuhnya.
Selama ini kendala atau hambatan yang ditemui adalah ketika gas habis di tengah jalan. Ia mengakui kecepatan motornya juga tidak maksimal seperti memanfaatkan premium. "Setelah motornya memanfaatkan elpiji, kecepatan maksimal 80 Km/jam.
Dalam mengganti premium menjadi elpiji, komponen yang dibutuhkan diantaranya selang, alat penutup/pembuka gas. Sederhana, Jika sudah selang dari tabung langsung dihubungkan ke karburator," Tuturnya.
Sumber : kronline.com
0 comments:
Post a Comment