KULONPROGO – Kabar bagus Pengembangan metode pertanian melalui System Rice of Intensification (SRI)
diklaim mampu menghemat penggunaan bibit padi. Melalui metode ini biaya
pembelian bibit dapat ditekan.
Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian
Kulonprogo Tri Hidayatun, metode penanaman padi melalui sistem tersebut
memiliki keunggulan yaitu menghemat penggunaan bibit.
“Jika dengan sistem penanaman
yang biasa, setidaknya satu hektare lahan itu membutuhkan 25 kilogram benih
padi. Namun dengan SRI hanya membutuhkan sepuluh kilogram benih saja,” Tutur
Tri, Kamis (28/8/2014).
Tri Hidayatun menjelaskan penanaman padi melalui sistem tersebut
petani akan dapat lebih menghemat benih padi yang dipakai. Petani dihimbau untuk
menggunakan sepuluh kilogram benih padi. Jika umumnya dalam satu titik bisa
ditancapkan lebih dari satu benih padi, menggunakan metode SRI satu titik hanya
ditancapkan satu benih padi saja, irit.
“Benih padi
yang ditancapkan juga relatif lebih muda usianya jika dibandingkan pada benih
padi yang biasa digunakan pada cara yang lama. Usia padi antar tujuh hari
sampai sepuluh hari sudah bisa ditanam,” Tutur Tri.
Mulai tahun 2013, sistem ini
telah diterapkan di sejumlah kawasan pertanian di Kulonprogo. Sekitar kurang
lebih 300 hektare lahan pertanian di Bumi Menoreh ini yang dipakai sebagai
pengembangan pertanian menggunakan sistem SRI ini.
Tim
yang dilibatkan dalam pengembangan pertanian SRI tersebut berjumlah 15 tim yang
tersebar di lima kecamatan wilayah Kulon Progo, yakni Temon, Sentolo,
Nanggulan, Kalibawang dan juga Lendah.
“Metode
atau sistem SRI menitikberatkan pada pertanian organik, dalam hal ini pemupukan
dan pembasmian hama dilakukan secara alami, natural. Selain itu juga, dengan
menggunakan pengairan yang tidak membutuhkan banyak air,” tambah Kepala Dinas
Pertanian Bambang Tri Budi Harsono.
Dengan
sistem pertanian ini penggunaan pupuk organik diharapkan dapat lebih
dioptimalkan. Selain itu metode SRI digunakan untuk mengoptimalkan produksi
padi Ciherang. Besok, Ke depannya metode ini nantinya dapat diterapkan pada
padi-padi lokal yang saat ini sedang dalam tahapan identifikasi penelitian.
“Harapannya
hasil penerapan SRI dapat menghasilkan sembilan ton atau lebih dari sepuluh
ton. Tak hanya Ciherang, namun juga bisa dikembangkan untuk padi lokal
Kulonprogo, misal Melati Menoreh,” jelas Bambang.
0 comments:
Post a Comment